Melakukan beberapa aktivitas fisik untuk pasien stroke merupakan salah satu dukungan prosedur kesehatan. Anda dapat membantu pasien dalam tahapan medis tersebut kapan saja.
Stroke adalah gangguan yang mengacu pada ‘ketidakmampuan tiba-tiba’ atau adanya penyumbatan, ketika darah dengan kandungan oksigen mencoba mengalir ke otak (Stroke Iskemik).
Pada kasus lain, stroke disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah (Stroke Hemoragik). Tanpa oksigen, otak tidak akan mampu mengendalikan keseluruhan gerak tubuh.
Karena kekurangan oksigen yang menjadi sumber nustrisi otak, sel-selnya akan mati. Cepatnya perhitungan sel mati dalam otak membuat stroke masuk ke dalam kondisi gawat darurat yang perlu ditangani dengan segera.
Aktivitas fisik untuk pasien stroke sendiri menjadi satu dari berbagai solusi alternatif terbaik untuk meminimalkan tingkat kerusakan otak, serta penanganan yang mencegah risiko terjadi komplikasi.
Dalam Artikel Ini:
ToggleApa Saja Faktor Penyebab Stroke?
Sebelum memasuki pembahasan aktivitas fisik untuk pasien stroke, Anda perlu tahu apa saja faktor penyebab kondisi itu terjadi. Pemicu gangguan tersebut, memang umumnya dari faktor diri sendiri, yaitu pola hidup tidak sehat, faktor kesehatan atau bahkan keturunan.
Dari faktor pola hidup sehat sendiri, dapat dilihat dari :
1. Kurangnya berolah raga, sehingga tubuh rawan akan berbagai macam penyakit termasuk stroke.
2. Tidak dapat meninggalkan aktivitas merokok yang justru dapat memicu terjadinya banyak berbagai gangguan kesehatan.
3. Kecanduan alkohol, dan obat-obatan terlarang.
4. Mengonsumsi makanan yang tidak sehat, semisal junk food.
5. Kurang bisa mengendalikan stress, sehinga banyak sekali beban pikiran yang menumpuk.
Faktor kedua berasal dari riwayat kesehatan, seperti berikut :
1. Adanya riwayat diabetes.
2. Memiliki hipertensi.
3. Kolesterol tinggi hingga sering menyebabkan sakit kepala.
4. Adanya penyakit jantung, gagal jantung, jantung bawaan, infeksi jantung, hingga Aritmia.
5. Obesitas.
6. Sleep Anea, gangguan pada tidur yang membuat pernafasan penderita berhenti beberapa saat.
7. Pernah terjadi serangan jantung atau Transient Ischemic Attack (TIA).
Aktivitas fisik untuk pasien stroke nantinya, juga dapat mendukung kesembuhan pasien dengan pemicu faktor risiko lain seperti berikut :
1. Faktor usia tidak bisa dipungkiri menjadi salah satu pemicu utama yang membuat seseorang memiliki risiko stroke lebih tinggi.
2. Faktor keturunan, merupakan pemicu lainnya seseorang bisa terkena stroke. Tergantung dari bagaimana seseorang mengantisipasi dan dapat mencegah gangguan itu tidak terjadi dengan pola hidup sehat.
Berikut Ini Gejala dari Stroke
Satu hal lagi yang perlu Anda ketahui sebelum membahas aktivitas fisik untuk pasien stroke, yaitu tentang gejalanya. Pada setiap orang sudah pasti memiliki gangguan dengan kondisi berbeda.
Perbedaan itu terjadi karena kerusakan otak setiap penderitanya juga tidak akan sama. Terlebih, berapa persen tubuh kehilangan kemampuan bergerak juga tergantung dari bagian otak yang terserang.
Meski stroke umumnya muncul secara mendadak, ada tiga gejala awal yang bisa langsung diwaspadai:
1. Ketidakmampuan berekspresi meski hanya sebuah respon sederhana, seperti tersenyum. Hal ini dikarenakan mulut dan mata sudah kehilangan perintah dari otak. Sehingga jika dilihat dari tampak, salah satu sisi wajah lebih menurun dari lainnya.
2. Otak yang tidak tercukupi nutrisinya, akan membuat lemah pertama kali pada area lengan. Terasa lemas bahkan mati rasa hingga ke tungkai.
3. Ucapan yang seharusnya terdengar jelas, menjadi kacau, bahkan tidak mampu membuka mulut dan berbicara sama sekali. Padahal penderita sadar dan berkeinginan untuk berbicara.
Aktivitas fisik untuk pasien stroke ada agar bisa menghindari komplikasi lain, namun ada beberapa tambahan gejala yang sering kali tidak disadari dan hanya dianggap sebagai penyakit biasa :
1. Menderita sakit kepala hebat hingga mengalami vertigo, disertai kaku pada bagian leher.
2. Merasa mual dan muntah.
3. Kehilangan kemampuan menelan (Disfagia), dan berujung tersedak.
4. Adanya penurunan kesadaran.
5. Hilangan penglihatan secara tiba-tiba, baik satu atau ganda.
6. Kehilangan pengendalian keseimbangan tubuh dan koordinasi secara berkala atau bahkan langsung menyeluruh.
Beberapa Aktivitas Fisik untuk Pasien Stroke
Aktivitas fisik untuk pasien stroke nyatanya sangat sederhana, dan dapat dilakukan kapan saja. Fakta yang perlu Anda pahami dan ketahui adalah, kebanyakan pasien stroke atau sekitar 73%, yang diperbolehkan pulang dari rumah sakit mengalami penurunan kesehatan fungsi gerak di enam bulan pertama.
Hal ini dipicu oleh dampak kelemahan otot, dan ketidakmampuan mengendalikan anggota gerak tubuh. Karenanya, melakukan aktivitas fisik secara berkala dapat menyokong kesembuhan pasien lebih cepat dan mengantisipasi berbagai komplikasi lain.
1. Meremas Kertas
Aktivitas yang sangat simpel ini merupakan salah satu prosedur kesehatan yang sangat baik untuk melatih otot penderita stroke. Khususnya pada bagian otot bahu, dan keterampilan motoric halus tangan.
Hanya membutuhkan selembar kertas dengan memilih permukaan meja datar, maka sudah bisa melakukan terapi ini secara berkala.
2. Sitting Trunk Rotation
Sesuai dengan namanya, terapi ini dapat dilakukan saat duduk dengan hanya menggunakan kursi. Berfungsi sebagai tahapan prosedur kesehatan yang dapat meningkatkan kekuatan, fleksibelitas, stabilitas serta mobilitas tulang belakang.
Para atlet sering melakukan cara ini untuk mengurangi nyeri pada bagian punggung bagian bawah, tetapi juga sangat populer dikalangan non-atlet. Otot batang pada tubuh sendiri berperan sangat penting dalam keseimbangan, berjalan, dan stabilitas, sehingga melatihnya dengan sitting trunk rotation dapat mengembalikan kekuatannya kembali.
3. Mengambil dan Meraih
Aktivitas fisik untuk pasien stroke selanjutnya, adalah gerakan mengambil dan meraih barang. Latihan ini berguna membiasakan otot pada bahu, pergelangan tangan dan siku lebih fleksibel juga kuat.
4. Mini Squat
Mini Squat menjadi salah satu prosedur terapi terbaik untuk penderita stroke, karena dapat melatih tumpuan yang berguna memperkuat kaki. Mendukung cepat kesembuhan penderita dapat berjalan kembali, bangkit dengan mudah dari posisi duduk hingga peningkatan ketahanan fisik.
5. Standing Hip Abduction
Aktivitas fisik untuk pasien stroke lainnya, penderita juga mengharuskan menguatkan otot pada pinggul, dengan terapi standing hip abduction, sudah termasuk melatih otot kaki. Aktivitas ini juga membiasakan tubuh, bergerak melalui perpindahan beban, sehingga bisa memiliki pengendalian baik ketika berjalan.
Mitra Pengobatan Terbaik untuk Pasien Stroke
Memilih mitra pengobatan untuk seorang penderita stroke tidak bisa asal-asal. Anda harus menganalisa terlebih dahulu dari segi kelebihan dan keunggulan pelayanan tersebut.
Terlebih permasalahan pembayaran yang umumnya membuat calon pasien enggan untuk melakukan pengobatan. Padahal, sangat penting melakukan terapi demi mendukung kesembuhan lebih cepat, sehingga bisa mulai beraktivitas seperti biasa.
Namun jangan khawatir, dengan Mitra Fisiohome, maka seluruh kecemasan Anda akan menghilang. Memiliki 350+ terapis professional terbesar di Indonesia, mampu didatangkan langsung ke tempat sesuai keinginan calon pasien.
Selain itu, Fisiohome menyediakan layanan Customer Care agar bisa memantau selalu perkembangan pasien. Bahkan, pasien tidak perlu ditemani ketika sedang berobat karena segala prosedur kesehatan sudah terjamin aman dan terpercaya.
Belum sampai disitu saja keunggulan Fisiohome, sebab dari segi pembayaran Anda dapat mencicilnya hingga tuntas. Ditambah, segala harga sudah tertera secara fix dan transparan.
Cara mendaftarnya juga mudah, Anda cukup menghubungi ke nomor 0882-9874-5399. Penjelasan mengenai aktivitas fisik untuk pasien stroke, lengkap dengan penyebabnya ini diharapkan bisa menjadi pertimbangan memilih mitra terbaik.