Fisiohome

Ketidaksamaan Stroke Hemoragik Dan Non Hemoragik

Perbedaan Stroke Hemoragik Dan Non Hemoragik
Share on facebook
Facebook
Share on whatsapp
WhatsApp
Share on telegram
Telegram
Share on linkedin
LinkedIn
Share on skype
Skype
Share on email
Email
Share on facebook
Facebook
Share on whatsapp
WhatsApp
Share on telegram
Telegram
Share on linkedin
LinkedIn
Share on skype
Skype
Share on email
Email

Perbedaan Stroke Hemoragik dan Non Hemoragik, Stroke merupakan kondisi medis serius yang terjadi secara mendadak dan membutuhkan penanganan cepat. Meski terdengar sebagai satu penyakit, stroke ternyata terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu stroke hemoragik dan stroke non hemoragik. Keduanya memiliki perbedaan mendasar, baik dari penyebab, gejala, maupun cara penanganannya. Memahami perbedaan antara dua jenis stroke ini sangat penting agar pasien mendapatkan perawatan yang sesuai dan tidak terlambat dalam mengambil tindakan.

Sumber gambar: Freepik

Artikel ini hadir sebagai panduan informatif yang akan mengulas perbedaan stroke hemoragik dan non hemoragik dengan bahasa yang mudah dipahami. Disusun dengan gaya semi formal yang ringan, namun tetap berdasarkan sumber ilmiah terpercaya, artikel ini akan membantu Anda lebih waspada, memahami risiko, serta mengetahui langkah pemulihan yang tepat termasuk peran penting terapi lanjutan seperti fisioterapi.

Perbedaan Stroke Hemoragik dan Non Hemoragik: Kenali Lebih Dalam Untuk Penanganan yang Tepat

Baca juga artikel: Jasa Fisioterapi Ke Rumah Area Depok: Ciptakan Pemulihan yang Nyaman dengan Fisioterapi di Rumah Anda!

Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu. Kondisi ini bisa disebabkan oleh penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak. Otak sangat tergantung pada pasokan darah yang kaya oksigen dan nutrisi. Ketika aliran darah berhenti, sel-sel otak mulai mati dalam hitungan menit. Itulah sebabnya stroke sering disebut sebagai kondisi medis darurat yang membutuhkan pertolongan cepat.

Namun, tidak semua stroke terjadi karena alasan yang sama. Inilah yang mendasari perbedaan antara stroke hemoragik dan stroke non hemoragik. Keduanya memerlukan pendekatan medis yang berbeda. Jika tidak ditangani dengan benar, stroke bisa menyebabkan kelumpuhan, gangguan bicara, kehilangan ingatan, bahkan kematian.

Mengenal Stroke Non Hemoragik (Iskemik)

Stroke non hemoragik, yang juga dikenal dengan istilah stroke iskemik, adalah jenis stroke yang paling umum. Sekitar 80 persen kasus stroke termasuk dalam kategori ini. Stroke iskemik terjadi karena adanya penyumbatan pada pembuluh darah yang menuju ke otak. Penyumbatan ini bisa disebabkan oleh bekuan darah atau penumpukan plak akibat kolesterol tinggi.

Ketika pembuluh darah tersumbat, bagian otak yang seharusnya mendapat suplai darah menjadi kekurangan oksigen dan nutrisi. Akibatnya, jaringan otak mulai rusak. Stroke jenis ini sering terjadi secara perlahan. Gejalanya bisa berupa kesulitan berbicara, kelemahan pada satu sisi tubuh, kehilangan keseimbangan, atau gangguan penglihatan.

Salah satu keuntungan dari stroke non hemoragik adalah masih adanya waktu untuk melakukan intervensi medis, terutama jika pasien segera dibawa ke rumah sakit. Penggunaan obat pengencer darah atau tindakan medis lain bisa membuka kembali sumbatan dan menyelamatkan jaringan otak yang belum rusak.

Mengenal Stroke Hemoragik

Berbeda dengan stroke iskemik, stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan menyebabkan perdarahan. Darah yang keluar dapat merusak jaringan otak dan menimbulkan tekanan di dalam rongga kepala. Stroke jenis ini lebih jarang terjadi, namun dampaknya bisa lebih parah dan cepat.

Stroke hemoragik dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu perdarahan intraserebral (perdarahan langsung di jaringan otak) dan perdarahan subarachnoid (perdarahan di antara otak dan selaput penutupnya). Penyebab utama stroke hemoragik adalah tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, aneurisma otak, atau cedera kepala parah.

Gejala stroke hemoragik biasanya muncul secara tiba-tiba dan bisa disertai sakit kepala hebat, muntah, kesadaran menurun, hingga kejang. Penanganan stroke hemoragik umumnya lebih kompleks karena selain menghentikan perdarahan, dokter juga harus mengatasi tekanan di dalam otak dan mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut.

Perbedaan Gejala Stroke Hemoragik dan Non Hemoragik

Gejala stroke hemoragik dan non hemoragik memang mirip dalam beberapa hal, seperti kelemahan otot, gangguan bicara, dan perubahan kesadaran. Namun, ada beberapa gejala yang lebih khas untuk masing-masing jenis stroke.

Pada stroke non hemoragik, gejalanya cenderung berkembang lebih perlahan dan terkadang muncul dalam bentuk mini stroke atau transient ischemic attack (TIA), di mana gejala hanya berlangsung sementara. Ini menjadi tanda peringatan bahwa stroke besar bisa terjadi jika tidak segera ditangani.

Sedangkan pada stroke hemoragik, gejalanya lebih mendadak dan disertai tanda fisik yang lebih berat, seperti sakit kepala hebat mendadak, penglihatan ganda, muntah tanpa sebab, dan bahkan hilang kesadaran. Stroke hemoragik juga lebih mungkin menyebabkan pembengkakan otak atau kejang.

Perbedaan gejala ini penting untuk diperhatikan karena menentukan langkah medis yang harus diambil. Pemeriksaan CT scan atau MRI kepala dibutuhkan untuk memastikan diagnosis dan jenis stroke yang dialami.

Penanganan Medis untuk Stroke Hemoragik dan Non Hemoragik

Karena penyebabnya berbeda, maka penanganan stroke hemoragik dan non hemoragik pun tidak bisa disamakan. Pada stroke non hemoragik, tindakan utama adalah mengembalikan aliran darah ke otak sesegera mungkin. Ini bisa dilakukan dengan obat trombolitik yang diberikan dalam waktu kurang dari 4,5 jam sejak gejala pertama muncul. Obat ini akan melarutkan bekuan darah dan membuka pembuluh yang tersumbat.

Selain itu, dokter juga bisa melakukan prosedur mekanis seperti trombektomi, yaitu mengangkat sumbatan secara langsung dari pembuluh darah menggunakan alat khusus. Pasien juga akan diberikan obat untuk mencegah pembekuan darah di masa mendatang.

Sementara itu, pada stroke hemoragik, penggunaan obat pengencer darah justru dilarang karena bisa memperparah perdarahan. Penanganan utama adalah menghentikan perdarahan dan mengurangi tekanan di dalam otak. Dalam beberapa kasus, diperlukan tindakan bedah untuk mengangkat bekuan darah atau memperbaiki pembuluh darah yang pecah.

Setelah pasien melewati fase kritis, proses rehabilitasi menjadi tahap penting dalam pemulihan fungsi tubuh dan mental. Di sinilah fisioterapi, terapi okupasi, dan terapi wicara memainkan peran besar untuk membantu pasien kembali menjalani aktivitas sehari-hari.

Apa yang Harus Dilakukan Setelah Stroke?

Setelah serangan stroke, baik hemoragik maupun non hemoragik, pasien akan menjalani fase pemulihan yang tidak kalah penting dari penanganan awal. Banyak pasien mengalami kelemahan tubuh, kehilangan fungsi bicara, gangguan memori, hingga kesulitan berjalan. Fase ini dikenal sebagai fase rehabilitasi.

Rehabilitasi pasca stroke sebaiknya dimulai secepat mungkin, selama pasien sudah stabil. Fisioterapi adalah komponen utama dalam proses ini. Terapis akan membantu pasien untuk melatih kembali otot, meningkatkan keseimbangan, serta mengembalikan kemampuan bergerak. Latihan dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kondisi pasien.

Selain fisioterapi, terapi okupasi juga dibutuhkan untuk membantu pasien menguasai kembali keterampilan dasar seperti berpakaian, makan, atau menggunakan alat bantu. Untuk pasien yang mengalami gangguan bicara atau menelan, terapi wicara menjadi bagian penting dalam proses pemulihan.

Menurut artikel dari Universitas Indonesia mengenai stroke dan penanganannya, proses rehabilitasi yang dimulai lebih awal dapat meningkatkan kualitas hidup pasien secara signifikan. Artikel tersebut juga menekankan pentingnya peran keluarga dalam mendampingi dan memberi semangat selama proses pemulihan berlangsung.

Apakah Stroke Bisa Terjadi Lagi?

Sayangnya, stroke bisa terjadi lebih dari sekali. Risiko kambuh tetap ada, terutama jika penyebab utama tidak dikendalikan dengan baik. Baik stroke hemoragik maupun non hemoragik bisa kambuh jika pasien mengabaikan gaya hidup sehat, tidak rutin kontrol, atau menghentikan pengobatan tanpa pengawasan dokter.

Karena itu, pencegahan sekunder sangat penting. Pasien yang pernah mengalami stroke harus menjalani kontrol rutin, mengelola tekanan darah, menjaga kadar kolesterol, menghindari rokok dan alkohol, serta menerapkan pola makan sehat dan aktif bergerak.

Bagi mereka yang sudah mengalami dampak stroke, melanjutkan fisioterapi secara teratur juga membantu mencegah komplikasi seperti kekakuan otot, nyeri sendi, dan penurunan kekuatan fisik. Dengan latihan yang rutin, pasien bisa menjaga kemandiriannya dan mengurangi ketergantungan pada orang lain.

Layanan Fisioterapi untuk Pemulihan Stroke di Rumah

Pemulihan setelah stroke bisa memakan waktu yang panjang dan membutuhkan konsistensi. Tidak semua pasien merasa nyaman atau mampu untuk datang ke klinik atau rumah sakit secara rutin. Itulah sebabnya layanan fisioterapi ke rumah menjadi pilihan yang sangat direkomendasikan.

Dengan terapi yang dilakukan di rumah, pasien dapat menjalani sesi latihan di lingkungan yang familiar, tanpa stres tambahan dari perjalanan atau antrean panjang. Terapis akan datang sesuai jadwal, melakukan evaluasi, dan merancang program terapi yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Semua dilakukan secara personal dan intensif.

Layanan ini sangat membantu, terutama bagi pasien yang mengalami kelumpuhan sebagian atau total. Fisioterapi ke rumah juga lebih fleksibel dari segi waktu, dan membuat pasien serta keluarga merasa lebih tenang.

Sumber gambar: Freepik

Memahami perbedaan antara stroke hemoragik dan non hemoragik bukan hanya penting bagi tenaga medis, tetapi juga bagi masyarakat umum. Dengan pemahaman yang lebih baik, kita bisa lebih cepat mengenali gejala, menentukan langkah pertolongan, serta menjalani proses pemulihan dengan tepat.

Meski berbeda dalam penyebab dan penanganan awal, kedua jenis stroke sama-sama membutuhkan rehabilitasi jangka panjang untuk mengembalikan fungsi tubuh. Fisioterapi adalah salah satu komponen penting dalam pemulihan ini, dan layanan ke rumah kini tersedia untuk membantu Anda melaluinya dengan lebih nyaman.

Jika Anda atau orang terdekat pernah mengalami stroke dan membutuhkan bantuan terapi untuk mempercepat pemulihan, jangan ragu untuk memilih layanan yang praktis, efisien, dan terpercaya.

Baca juga artikel: Cara Terapi Stroke Lumpuh Sebelah Kiri

Informasi Pemesanan

Untuk melakukan pemesanan atau mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai layanan fisioterapi, Anda dapat menghubungi kami melalui telepon di +62 856-5790-1160, yang tersedia setiap hari mulai dari jam 09:00 hingga 18:00. Kami juga dapat dihubungi melalui WhatsApp di +62 882-9874-5399, atau melalui email di [email protected] untuk pertanyaan lebih lanjut. Jika Anda lebih suka mengunjungi langsung, alamat kami adalah QP Office, Perkantoran Tanjung Mas Raya, Blok B1. No. 44, Jakarta Selatan, 12530. Kami siap memberikan solusi fisioterapi terbaik yang dapat Anda nikmati langsung di rumah Anda.

Terakhir diperbarui : Kamis, 14 Agustus 2025

Referensi penulisan:

Halodoc. “Ini 2 Perbedaan Stroke Non Hemoragik dan Hemoragik“, https://www.halodoc.com/artikel/ini-2-perbedaan-stroke-non-hemoragik-dan-hemoragik?srsltid=AfmBOoqav-deA4uzJf2j2AZQHL_cyEM32LAdBUlMjJG_tk6lU8Fzpi1A, diakses 14 Agustus 2025.

Journal Scientic. “Perbedaan Diagnosis Stroke Iskemik dan Stroke Hemoragik dengan Hasil Transcranial Doppler di RSUP Dr. M. Djamil Padang“, https://journal.scientic.id/index.php/sciena/article/download/72/53/193, diakses 14 Agustus 2025.

Mandaya Hospital Group. “Apa itu Stroke Iskemik? Ini Bedanya dengan Stroke Hemoragik“, https://mandayahospitalgroup.com/id/stroke-iskemik/, diakses 14 Agustus 2025.

Berlangganan Newsletter Kami

Dapatkan pembaruan dan belajar dari yang terbaik

Pesan jasa fisioterapis sekarang juga!

Atasi keluhan fisik Anda dengan bantuan fisioterapis ahli. Pesan sekarang juga dan rasakan manfaatnya!

Pesan jasa fisioterapis sekarang juga!

Atasi keluhan fisik Anda dengan bantuan fisioterapis ahli. Pesan sekarang juga dan rasakan manfaatnya!

Fisiohome X CareNow

Promo ini berlaku selama periode promo: 1 November – 31 Desember 2024

Syarat & Ketentuan Promo:
1.⁠ ⁠Diskon Rp 75.000 untuk transaksi minimal Rp 2.000.000
2.⁠ ⁠Berlaku untuk seluruh layanan Fisiohome
3.⁠ ⁠Promo hanya dapat digunakan untuk 1x pengguna per pasien

Klik di sini untuk menghubungi kami via WhatsApp di +62 882-9874-5399 atau hubungi langsung untuk konsultasi mengenai promo ini.  Jangan lewatkan kesempatan untuk mendapatkan layanan fisioterapi terbaik dengan harga spesial.

Syarat dan Ketentuan
Promo

Syarat dan Ketentuan:

  • Promo berlaku untuk layanan home visit fisioterapi di wilayah tertentu.
  • Waktu layanan home visit fisioterapi terbatas, dan tersedia berdasarkan jadwal yang telah ditentukan.
  • Pasien diharuskan mendaftar melalui platform atau saluran yang ditentukan.
  • Konfirmasi layanan home visit akan diberikan setelah pendaftaran dan penjadwalan telah berhasil.
  • Promo tidak bisa digabung dengan promo lainnya.

Visit Suite

  • Fisioterapi visit 1x
  • Bisa pesan dan datang hari ini
  • Durasi 45-60 menit
  • Menggunakan alat Infrared / Ultra Sound / TENS (Jika dibutuhkan)

Visit Luxury

  • Fisioterapi visit 8x
  • Bisa pesan dan datang hari ini
  • Durasi 45-60 menit
  • Menggunakan alat Infrared / Ultra Sound / TENS (Jika dibutuhkan)

Visit Platinum

  • Fisioterapi visit 12x
  • Bisa pesan dan datang hari ini
  • Durasi 45-60 menit
  • Menggunakan alat Infrared / Ultra Sound / TENS (Jika dibutuhkan)

Visit Royal Family

  • Fisioterapi visit 9x sesi
  • Bisa dipakai seluruh keluarga dengan 1 alamat yang sama
  • Bisa untuk melayani semua anggota keluarga dengan 1x pemesanan dengan 1 alamat yang sama
  • Bisa pesan dan datang hari ini
  • Durasi 45-60 menit
  • Max 3x sesi per visit
  • Menggunakan alat Infrared / Ultra Sound / TENS (Jika dibutuhkan)

Visit Sport Event

  • Personal fisioterapi untuk event (Olaharaga/Kesehatan)
  • Pendampingan Fisioterapis pada event olahraga
  • Pendampingan personal Fisioterapis perorangan